KEHILANGAN
Hari-hari
membosankan telah terlewati. Tinggal aku menunggu hasil penerimaan mahasiswa
baru. Sambil menunggu, aku berlibur dirumah sendirian karena ayah, ibu dan
adikku pergi ke Bandung. Hari ini senin, aku harus mengecek statusku di kampus tujuanku.
Karena aku males ke kampus sendirian aku BBM Henry. “Ry, anterin ke kampus
dong, males nih pergi sendiri?” pesanku singkat. “Yaudah tunggu didepan gang
yaa”, jawabnya. “Oke”, balasku. Aku pun berjalan keluar rumah menuju gang.
Karena jarak rumahku dengan rumah Henry tidak jauh jadi aku tidak terlalu lama
menunggunya. Sesampai di kampus aku menuju tempat pusat informasi, Jessica
Anastasya, itulah namaku. Nama itu terpampang di daftar mahasiswa baru. Begitu
pun Henry. Akupun pulang dengan senang. Tidak sabar aku memberitahukan kepada
orang tuaku.
Beberapa
minggu kemudian akupun masuk kampus dan menjalani Ospek yang diselenggarakan
oleh senior. Kejadiannya sama seperti smp ketika memasuki SMA dulu, aku dipaksa
memakai aksesoris aneh yang tentunya membuatku malu. Tak terasa Ospek pun
berjalan lancar walaupun ada beberapa insiden. Seperti aku pingsan karena aku
disuruh bersihin halaman kampus.
Untungnya ada yang nolongin dan ngenter aku pulang. Dan kejadian awalpun
dimulai disini.... “Kalian tuh harusnya nurut apa kata senior!!, kalau disuruh
nyapu, ya nyapu!!.” Kata senior dengan galaknya. Tepi setelah itu semua hening
ketika aku jatuh pingsan dihadapannya. Mereka semua panik dan membawaku ke
ruang kesehatan. Akupun mulai siuman dan bertanya “ dimana aku?”, aku
kebingungan dengan Henry disebelahku.
“Kamu ada di ruang kesehatan!!”, kata senior yang membentaku tadi. “Ohh,
jam berapa sekarang?”, aku bertanya kembali. “Sekitar jam setengah 4 sore, kamu
mau pulang?”, kak Mario menawarkanku untuk diantar pulang. “Mana Valdy Ry?”
kataku lagi. “Valdy masih ada ospek, tadinya dia memang disini”, kata Henry. “Valdy
itu pacar kamu ya?” kata kak Mario. “Iya kak”, kataku lemas.
Akupun
pulang diantar oleh kak Mario, aku mengetahui namanya dari name tag yang
terpasang di jas almamaternya. Akupun sampai rumah dengan keadaan yang mesih
lemas dan keluargaku masih berada di Bandung. Aku mengajaknya masuk kedalam
rumah. “Makasih yaa kak, ini rumahku. Ayo masuk”, tawarku. “ Ya makasih,
ngomong-ngomong ak kamu sendirian disini?” tanyanya. “Iyaa kak, keluargaku lagi
ada di Jakarta kak”, jawabku. “Ohh, yaudah kakak pulang dulu yaa”, dia pun
berpamitan. “ya, hati-hati ya kak”, kataku. Tak lama kemudian terdengar mobil
Valdy dan suara derit ban, begitu kencang bunyinya. “Cha kamu nggak
apa-apakan?”, katanya sambil panik. “Nggak kok, cuma perlu istirahat aja!”,
kataku. “Syukurlah. Kalu diantar senior ya? Tadi Henry ngasih tau aku”, katanya
lagi. “Yaa, ayo masuk dingin tau diluar! Mau nginap nggak disini? kalo mau
pakai kamar kakakku aja” kataku. “Iya udah deh, disini juga sepi jadi nggak ada
yang jagain kamu”, katanya. Dia pun mengiyakan saja.
Pagi
ini aku berangkat ke kampus bareng Valdy. Aku satu jurusan dengan Valdy. Valdy
mungkin cowok paling sempurna dimataku, aku tidak pernah merasa sedih
disisinya. Aku pikir dia adalah cowok romantis bagiku. Contohnya hari ini, aku
bahkan tidak ingat kalau hari ini aku berulang tahun tapi Valdy selalu ingat.
Dia selalu membuat kejutan untukku, diapun bekerja sama dengan Henry. Kata
Henry aku harus ke cafe tempat biasanya kami ngumpul-ngumpul sore ini. “Cha,
kamu bisa dateng ke cafe nggak sore ini? Ada yang mau aku kasih tau”, kata
Henry. “Bisa , emang ada apa ry?”, jawabku. “udah dateng aja ini penting!”,
katanya lagi. “Iyaa”, jawabku.
Akupun
bersiap-siap untuk pergi ke cafe. Aku keluarkan mobilku dari garasi dan menuju
ke sana . tak lupa aku kenakan gau sesuai apa yang diperintahkan Henry. Akupun
sampai tujuan. “Ada apa sih? Kayaknya penting banget, mana disuruh pake gaun
segala lagi?”, kataku. “Udah tunggu aja”, katanya Henry membalas pertanyaanku. “Iyaa,
tapi ada apa. Katanya ada yang mau dikasih tau”, tanyaku kesel. Tiba-tiba Valdy
datang dan “kejutaaaan”, kata Valdy, Henry, dan teman-teman lainnya. “Valdy,
ada apa ini?”. “Hari ini kamu ulang tahun, Happy Birthday ya Cha!”. “Ohh iya
aku hampir lupa, makasih ya sayang...”, kataku sambil menitikan air mata.
“Sama-sama sayang, aku juga masih punya kejutan untuk kamu. “Apaa?”. “Nih”,
katanya sambil membuka tirai yang isinya semua orang satu kampus. Mereka semua
berbaris teratur membentuk tulisan I LOVE YOU. Dari lantai 2 aku melihatnya
dengan jelas. “Valdy?? Sambil menangis terharu. Tiba-tiba Valdy menarik
tanganku ke mobilnya. “Kita mau kemana?”, tanyaku. “Udah ikut aja Henry juga
tau kok, pake ini dulu”, katanya sambil menyerahkan kain penutup mata. Akupun
memakainya dan tak lama kamipun sampai. Ternyata aku dibawa ketempat yang
paling aku suka yaitu di atap gedung tinggi pada malam hari dan disana ada meja
yang terdapat lilin. Kembali aku terharu dan meneteskan air mata. Setelah itu
Valdy mengajakku pulang. Sedangkan mobilku Henry yang membawanya. Entah apa
yang terjadi, mungkin kami terlalu lelah hingga kami tidak sadar kalau didepan
kami ada sebuah truk yang melaju dengan cepat ke arah kami. Mobil kami
terguling sampai ringsek tak karuan. Aku masih sadar dalam keadaan mobil
terbalik. Akupun berusaha keluar dibantu supir truk yang menabrak kami, setelah
itu aku membantu Valdy. Tapi Valdy tak sadarkan diri, aku langsung menelepon
ambulance. Aku hanya bisa menangis dan menangis. Sampai diruang UGD Valdy
bilang kepada ku “Jessica Sayang, jangan nangis dong. Kan aku masih selamat”,
katanya membujuku supaya tidak menangis.
Tapi
semua itu belum berakhir, dua minggu kemudian Valdy pun pergi meninggalkan kita
semua. Aku yang berniat membesuk malah menerima kabar yang tidak diinginkan.
Dia meninggal, aku hanya bisa menangis sekencang-kencangnya. Sebelum dia pergi
dia menitipkan sesuatu kepada ibunya sebuah memory card untuk disampaikan
kepada ku, “Cha, ini ada sesuatu yang Valdy titipkan ke ibu sebelum meninggal”,
kata ibunya Valdy. Aku belum siap untuk mendengarkannya karena aku masih sangat
terpukut saat itu. Hingga akhirnya aku siap untuk mendengarkan isi dari rekaman
itu. Valdy bilang “Cha, aku tau aku udah
nggak lama lagi ada di bumi ini. Tapi
aku sayang banget sama kamu. Aku nggak pernah bisa tidur karena kamu, aku hanya
memikirkan kamu. Cha, semoga kamu bahagia dengan laki-laki yang kamu sayang.
Tapi aku ingin kamu nggak ngelupain aku. Aku merencanakan untuk melamar kamu
ketika lulus nanti. Tapi waktu berkata lain, ternyata aku di jemput lebih awal.
Aku mohon kamu jangan sedih, jika kamu sedi aku pun tidak tenang meninggalkan
kamu!! Semoga kamu bahagia didunia sana. Tapi bagaimanapun kau adalah hal
terindah yang pernah ku miliki. I Love You Cha”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar