Secara
ringkas, daur karbon merupakan salah satu siklus biogeokimia
dimana terjadi pertukaran / perpindahan karbon antara bidang-bidang biosfer,
geosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
PROSES
DALAM SIKLUS KARBON
Secara
umum, karbon akan diambil dari udara oleh organisme fotoautotrof
(tumbuhan, ganggang, dll yang mampu melaksanakan fotosintesis).
organisme tersebut, sebut saja tumbuhan, akan memproses karbon menjadi
bahan makanan yang disebut karbohidrat, dengan proses kimia sebagai
berikut :
6
CO2 + 6 H2O (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil) ↔
C6H12O6 + 6 O2
Karbondioksida + Air
(+Sinar Matahari yg diserap Klorofil)↔ Glukosa + Oksigen
nah,
hasil sintesa karbohidrat itu dimakan para makhluk hidup heterotrof
sebagai makanan plus oksigen untuk bernafas. Ngga peduli makhluk herbivora,
carnivora, atau omnivora, sumber pertama energi yang tersimpan dalam karbohidrat
adalah tumbuhan. Karbon di dalam sistem respirasi akan dilepas
kembali dalam bentuk CO2 yang nantinya dilepaskan saat pernafasan.
Selain pelepasan CO2 ke udara saat pernafasan, para detrivor
(pembusuk) juga melepaskan CO2 ke udara dalam proses pembusukan. Manusia
juga tidak kalah peran dalam proses ini. Hasil segala pembakaran, mulai dari
pembakaran sampah, pembakaran bahan bakar minyak di dalam kendaraan bermotor,
asap pabrik, dan lain-lain juga melepaskan CO2 ke udara. CO2 di
udara nantinya akan ditangkap oleh tumbuhan lagi dan siklus mulai dari awal
lagi.
Di
daratan, proses pengubahan CO2 menjadi karbohidrat dan melepaskan
oksigen dilakukan oleh tumbuhan darat, sebaliknya, di daerah perairan, peran
ini dimainkan oleh organisme-organisme fotoautotrof perairan seperti ganggang,
fitoplankton, dan lain-lain. begitupula dengan peran yang melepaskan CO2
ke udara. Hal itu dilaksanakan oleh para detrovor dan organisme heterotrof. Di
daratan ada manusia, kambing, sapi, harimau, dll. di lautan ada berbagai jenis
ikan dan makhluk-makhluk perairan.
PERMASALAHAN
DALAM SIKLUS KARBON
Di
udara, konsentrasi karbondioksida sangat kecil bila dibandingkan dengan
oksigen dan nitrogen (kurang dari 0,04 %). akan tetapi gas ini adalah gas rumah
kaca yang berperan dalam efek rumah kaca. Penambahan gas ini dapat meningkatkan
suhu udara di bumi. Sekarang ini, populasi tumbuhan semakin berkurang (banyak
hutan rusak dan lain-lain ) sedangkan kedaraan bermotor bertambah banyak. Jadi
kita bisa bayangkan bahwa pelepasan CO2 ke udara tidak sebanding dengan
pengubahannya oleh tumbuhan menjadi Karbohidrat. ini akan mempengaruhi
keseimbangan atmosfer dan keseimbangan ekosistem di bumi.
Siklus
karbon
adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer,
geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi
memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini
terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran.
Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon
tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut
hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan
tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses
kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacam-macam. Lautan mengadung kolam
aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian
dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Neraca karbon global
adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar
reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon
(misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau
reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir
berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.
Karbon
di atmosfer
Bagian terbesar dari
karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun
jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di
atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun sedang mengalami
kenaikan), namun ia memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan.
Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan
kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan).
Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah
bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.
Karbon
diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:
- Ketika matahari
bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk mengubah karbon dioksida menjadi
karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak
menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan
yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.
- Pada permukaan laut
ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut.
Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang
membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior
laut (lihat bagian solubility pump).
- Di laut bagian atas
(upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme
membentuk jaringan yang mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk
cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan
menyebabkan aliran karbon ke bawah (lihat bagian biological pump).
- Pelapukan batuan
silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak memindahkan
karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan
karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion
bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai untuk
membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).
Karbon
dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, yaitu:
- Melalui pernafasan
(respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan
termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya)
menjadi karbon dioksida dan air.
- Melalui pembusukan
binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa karbon
pada binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon
dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi metana jika tidak tersedia
oksigen.
- Melalui pembakaran
material organik yang mengoksidasi karbon yang terkandung menghasilkan karbon
dioksida (juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil seperti
batu bara, produk dari industri perminyakan (petroleum), dan gas alam akan melepaskan
karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah
yang merupakan penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.
- Produksi semen.
Salah satu komponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium oksida, dihasilkan
dengan cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan menghasilkan juga
karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.
- Di permukaan laut
dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut dilepas kembali ke
atmosfer.
- Erupsi vulkanik
atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut
termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang
dilepas ke atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang
hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat; Kedua proses kimia ini yang
saling berkebalikan ini akan memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol
dan tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam skala
waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar